Selasa, 17 Januari 2012

EMOSI


I. Pengertian emosi :    Merupakan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam yang    melibatkan hampir kerseluruhan diri individu yang berfungsi untuk    tercapainya suatu pemuasan atau perlindungan diri atau kesejahteraan diri    pada saat berhadapan dengan lingkungan atau obyek tertentu
Unsur-unsur reaksi berbentuk :
1.Perubahan sebagian fungsi-fungsi fisis;   Perubahan nampak pada : denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernafasan. 2.  Perubahan fisik dalam bentuk ekspresi;      - Perubahan dalam bentuk mimik; muka pucat, berseri-seri, merah.      - Perubahan dalam bentuk anggota badan lainnya; setengah gemetar,          kepala,  tangan kaki ikut bergerak      - Perubahan dalam suara; nada suara tinggi, tekanan suara kuat dan         merendah. 3.  Unsur perubahan bagian fungsi fisik lain; ketakutan tidak mampu berfikir, marah tidak mampu berfikir.

 Bentuk bentuk emosi mengarah pada obyek tertentu: 1. emosi mengarah pada obyek tertentu; kesenangan.  2. menghindar pada obyek tertentu; ketakutan     atau cemas.  Emosi ; tumbuh dari pengalaman-pengalaman emosi pribadi masing-masing individu.  
II. Perkembangan Emosi
    perkembangan merupakan gejala yang senantiasa terjadi pada diri setiap individu dan berlangsung menuju kedewasaan jasmaniah, rohaniah dan kedewasaan sosial. Emosi sebagai salah satu aspek psikologis berkembang mengikuti dua jenis pola perkembangan. Pola perkembangan emosi pertama adalah  perkembangan dari sederhana menuju matang. Perkembangan kedua dari umum ke khusus. Proses spesialisasi dan deferensiasi perkembangan emosi menurut K.M. Bridges sebagai berikut
a. Pada saat lahir bayi merasakan kesenangan terhadap benda-benda disekitar, termasuk suara-suara yang diamati masuk melalui penglihatan. 

b. Pada bulan ketiga, dari emosi kesenangan terhadap lingkungan berkembang menjadi timbul emosi nyaman  terhadap suatu keadaan dan kadang-kadang cemas c. Pada bulan keenam emosi cemas berkembang pula mengadakan deferensiasi menjadi emosi takut, marah dan jijik. d. Pada usia satu tahun emosi nyaman berkembang emosi bangga dan sayang e. Usia 1,5 tahun emosi sayang berkembang menjadi sayang pada orang dewasa dan sayang pada anak-anak lain. Dari emosi cemas berdefensiasi menjadi iri hati f. Usia 2 tahun emosi nyaman berdefensiasi menjadi emosi riang. Dengan demikian anak-anak pada usia 2 tahun dapat mengalami emosi takut, jijik, marah, iri hati, cemas, kesenangan, nyaman, riang, bangga, sayang pada orang dewasa dan anak-anak lain.   

III. Pengaruh emosi terhadap tingkah laku
Dalam pergaulan sosial memungkinkan untuk timbulnya peristiwa emosi bagi individu. Emosi normal akan mempunyai nilai yang berfaedah bagi kesehatan jasmani dan sebaliknya emosi yang tidak normal akan menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan tingkah laku sosial yang pada umumnya disebabkan karena terlalu mendalamnya dari jenis emosi takut, cemas, khawatir, iri hati, jijik dan lain-lain.
Dari emosi kadang dapat menimbulkan perubahan; mulut rasanya kering, suara menjadi serak, tekanan darah, denyut jantung dan pernafasan. Pencernaan makanan dapat terganggu.
Pengendalian emosi berarti memberikan berbagai pengarahan/bimbingan yang diperlukan untuk mengadakan tingkah laku tertentu. Kematangan emosi tidak terpengaruh kematangan usia, walaupun usia merupakan suatu faktor penting bagi kematangan reaksi emosional. Tercapainya kematangan emosional berhubungan erat dengan kepribadian seseorang dan telah dibentuk oleh pengalaman sosial, ilmu pengetahuan, norma-norma agama. 
Bentuk pengaruh emosi yang paling ringan terhadap pandangan seseorang mengenai sesuatu atau situasi lingkungan disebut priferensi, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu tentang makanan dan lain-lain.

Sikap pada seseorang dapat menetap dan sukar dirubah sehingga terjadi prasangka. Prasangka ini sangat besar pengaruhnya pada tingkah laku karena prasangka akan mewarnai setiap perbuatan dalam menghadapi obyek.
Orang yang dapat menghargai dirinya dengan tepat jarang dijumpai, ada yang terlalu tinggi menilai dirinya akibat kesombongan, tinggi hati, memuji-muji diri sendiri yang disebut rasa tinggi diri. Dan sebaliknya yang mengakibatkan orang merasa kurang berani, kurang percaya diri, takut salah, malu yang disebut rasa rendah diri.
Perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu disebut takut. Bentuk takut yang berlebihan terhadap hal-hal tertentu walaupun tidak ada alasan yang disebut dengan fobia, kalau fobia berlebihan disebut kelainan patologis. Rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang jelas disebut kuatir atau was-was. Kekuatiran mengakibatkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang/aman, keadaan ini menyebabkan timbulnya kelainan tingkah laku menjadi kekuatiran yang patologis.
Keadaan suasana hati atau perasaan seseorang erat sekali hubungannya dengan peristiwa jasmani yang kelihatan pada tingkah laku individu. Misalnya orang marah, orang berpikir, gembira atau takut. Dan semua beruhbungan dengan rangsangan-rangsangan dari luar diri kita.

PERSEPSI        

PERSEPSI 
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru individu menyadari tentang sesuatu. Pengertian Persepsi : -  proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas integreted dalam diri individu ( Bimo Walgito, 2001)
-Daya mengenal barang, kualiras atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindera mendapat rangsang. Macam-macam persepsi
1.External perception; persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu
2.Self perception; persepsi yang terjadi karena adanya tangsang yang berasal dari dalam diri individu.   Penyebab : gangguan otak, keracunan, obat halusinogenik, gangguan jiwa (emosi) 

Macam-macam gangguan persepsi Ada 7 macam gangguan persepsi :
1.Halusinasi : halusinasi penglihatan (optik), akustic, olfaktoris (penciuman), gustatoris (pengecap), taktil (peraba), kinestik (gerak), viseral (halusinasi alat tubuh bagian dalam (usus, jantung, lambung dll), hipnogogik (persepsi salah yang terdapat pada orang normal sebelum tidur), hipnopompik (terjadi tepat sebelum bangun tidur), histerik neourosis histerik konflik emosional
2.Ilusi : interpretasi yang salah atau menyimpang
3.Depersonaisasi : perasaan yang aneh tentang dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa
4.Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungan seperti mimpi
5.Gangguan somatik : keadaan  yang menyangkut tubuh sebagai gambaran ada konflik emosional
6.Gangguan psikofisiologik : gangguan pada tubuh yang disyarafi  oleh susunan syaraf yang berhubungan dengan kehidupan (nervus vegetatif) gangguan emosi 
7.Agnosia : ketidak mampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik sebagian maupun total kerusakan otak. 

Syarat terjadinya persepsi
a.Adanya obyek
b.Adanya perhatian
c.Adanya alat indera
d.Syaraf sensorik untuk meneruskan ke otak . Dari otak dibawa melalui syaraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respon Proses terjadinya persepsi
a.Proses fisik (kealaman) --- obyek --- stimulus --- reseptor (indera)
b.Proses fisiologis --- stimulus ---syaraf sensorik --- otak
c.Proses psikologis --- proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima  
Motivasi 
Pengertian : secara umum mendorong untuk berbuat atau bereaksi
Menurut Nancy stevenson (2001) : motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon
Sarwono, S.W. (2000) : memotivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.

Motivasi dan stres dalam keperawatan Menurut Abraham C dan Shanley F (1997). Motivasi perawat agar tetap bekerja di depkes Inggris didasarkan pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu : a. kepuasan dengan pekerjaan mereka b. Suasana kerja yang baik c. Dukungan manajerial yang baik  d. Tersedia pendidikan berkelanjutan e. Pengembangan profesionalisme Hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan Abraham C dan Shanley F (1997), yaitu :
a.Kepuasan kerja 
b.Pengembangan profesional
c.Kondisi kerja yang baik
d.Tingkat penggajian Sumber stres dalam keperawatan
a.Beban kerja berlebihan
b.Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain
c.Kesulitan dalam merawat pasien kritis
d.Berurusan dengan pengobatan/ perawatan pasien
e.Merawat pasien yang gagal untuk membaik Cara memotivasi
a.Motivasi dengan kekerasan (motivating by force)
b.Motivasi dengan bujukan  (motivating by enticement)
c.Memotivasi dengan identifikasi    

BERFIKIR Manusia dalam proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja, tetapi juga menyangkut kegiatan otak yaitu berfikir. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar :
1.Waktu istirahat. Khususnya jika mempelajari sesuatu  meliputi bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk istirahat. Saat istirahat sebaiknya tidak melakukan banyak kegiatan yang mengganggu pikiran, sehingga bahan yang sudah dipelajari punya cukup kesempatan untuk mengendapkan dalam pikiran.
2.Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh. Dalam mempelajari sesuatu adalah lebih baik kalau pertama-tama kita pelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan, dan baru setelahnya pelajari dengan lebih seksama bagian-bagiannya, kalau kurang mampu detail-detailnya dulu dipelajari.
3.Pengertian terhadap materi yang dipelajari. Kalau kita mempelajari sesuatu harus tahu dulu apa yang dipelajari, dasarnya adalah mengerti dahulu.
4.Pengetahuan akan prestasinya sendiri. Kalau tiap kali dapat mengetahui hasil prestasinya sendiri yaitu mengetahui mana tingkah laku yang salah maka akan lebih mudah memperbaiki kesalahan-kesalahan.
5.Transfer. Pengetahuan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya kadang-kadang mempengaruhi proses belajar yang sedang dilakukan sekarang. Transfer bisa positif (mempermudah proses belajar) maupun negarif. Berfikir adalah tingkah laku menggunakan idea yaitu suatu proses simbolik.. Kalau makan bukan merupakan proses berfikir tetapi bila menggunakan sesuatu idea atau simbol tertentu ndisebut berfikir.                          

Berfikir adalah tingkah laku menggunakan idea yaitu suatu proses simbolik.. Kalau makan bukan merupakan proses berfikir tetapi bila menggunakan sesuatu idea atau simbol tertentu disebut berfikir.  Macam kegiatan berfikir digolongkan sebagai berikut :
1.Berfikir asosiatif yaitu proses berfikir dimana suatui idea merangsang idea lain.       jenis berfikir asosiatif :       a. asosiasi bebas ; suatu idea akan menimbulkan idea mengenai hal lain.       b. asosiasi terkontrol; suatu idea tertentu akan menimbulkan idea mengenai hal laindalam batas-batas tertentu.       c. melamun yaitu menkhayal bebas       d. mimpi;  idea-idea tentang berbagai hal timbul secara tidak disadari saat tidur       e. berfikir artistik yaitu proses berfikir sangat subyektif, jalan pikiranya dipengaruhi oleh pandangan diri pribadi. 2. Berfikir terarah; proses berfikir yang sudah ditentukan sebelumnya.     a. berfikir kritis; membuat keputusan atau pemilihan suatu keadaan     b. berfikir kreatif; berfikir untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal. Menemukan pemecahan masalah. Ada dua strategi umum dalam memecahkan masalah persoalan:
1.Strategi menyeluruh; persoalan dipandang suatu keseluruhan dan coba dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.
2.Strategi detailistis; persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan depecahkan perbagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar